Temulawak dari menambah nafsu makan hingga masalah haid


Temulawak (Curcuma xanthorrhiza, Roxb.)
Familia : Zingiberanceae
Uraian :

Temulawak (curcuma xanthorrhiza) banyak ditemukan di hutan-hutan daerah tropis. Temulawak juga berkembang biak di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutaama pada tanah gembur, sehingga buaah rimpangnya mudah berkembang menjadi besar. Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 meter.

Daunnya lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan pelapah dan tangkai daun
yang agak panjang. Temulawak mempunyai bunga yang berbentuk unik (bergerombol) dan berwarna kuning tua. Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan obat. Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan. Daerah tumbuhnya selain di dataran rendaah juga dapat tumbuh baik sampai pada ketinggian tanah 1500 meter di atas permukaan laut.

Nama Lokal :
Temulawak, Temu putih (Indonesia), Temulawak (Jawa); Koneng Gede (Sunda), Temulabak (Madura);

KANDUNGAN KIMIA :
Daging buah (rimpang) temulawak mempunyai beberapa kandungan senyawa kimia antara lain berupa fellandrean dan turmerol atau yang sering disebut minyak menguap. Kemudian minyak atsiri, kamfer, glukosida, foluymetik karbinol. Dan kurkumin yang terdapat pada rimpang tumbuhan ini bermanfaat sebagai acnevulgaris, disamping sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit limpa, Sakit ginjal, Sakit pinggang, Asma, Sakit kepala; Masuk angin, Maag, Sakit perut, Produksi ASI, Nafsu makan; Sembelit, Sakit cangkrang, Cacar air, Sariawan, Jerawat;

Pemanfaatan :

1. Sakit Limfa

Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/2 rimpang lengkuas, 1 genggam daun meniran.
Cara membuat: temulawak dan lengkuas diparut, kemudian semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, dan disaring. Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 cangkir.

2. Sakit Ginjal
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1 genggam daun kumis kucing, 1 genggam daun kacabeling.
Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis, kemudian direbus bersama dengan bahan lainnya dengan 1 liter air, dan disaring.
Cara menggunakan: diminum selama 3 hari.

3. Sakit Pinggang
Bahan: 1 rimpang temulawak, 1 rimpang kunyit sebesar ibu jari, 1 genggam daun kumis kucing. Cara membuat : semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air, dan disaring. Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas.

4. Asma
Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, 1 potong gula aren.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan dikeringkan. Setelah kering direbus dengan 5 gelas air ditambah 1 potong gula aren sampai mendidih hingga tinggal 3 gelas, kemudian disaring.

5. Sakit Kepala dan masuk angin.
Bahan: beberapa rimpang temulawak.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis, dikeringkan dan ditumbuk halus menjadi tepung. Kurang lebih 2 genggam tepung temulawak direbus dengan 4-5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 3 gelas, kemudian disaring disaring.

6. Maag
Bahan:
1 rimpang temulawak.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan sebentar, kemudian direbus dengan 5-7 gelas air sampai mendidih, dan disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas.

7. Sakit perut, Sakit perut pada waktu haid
Bahan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula kelapa, garam secukupnya.
Cara membuat: temulawak diparut, kemudian direbus bersama bahan lainnya dengan 3-4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.

8. Menghilangkan bau amis sewaktu haid :
Bahan: 1 rimpang temulawak, 5 buah mata asam, 1 potong gula kelapa.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan, kemudian bersama bahan lainnya ditaruh dalam waskom (rantang/ panci), diberi 2 gelas air panas dan ditutup rapat selama kurang lebih 15 menit, dan disaring.
Cara menggunakan : diminum 3 kali, 1 kali sehari.

9. Memperbanyak produksi ASI
Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, dan tepung saga secukupnya.
Cara membuat: temulawak diparut, kemudian kedua bahan tersebut dicampur dan ditambah air panas secukupnya sehingga menjadi bubur.
Cara menggunakan : dimakan biasa.

10. Memacu ASI yang macet
Bahan : 1 1/2 rimpang temulawak diparut, 1 potong gula kelapa, 2-3 sendok makan adonan sagu.
Cara membuat : temulawak diparut, kemudian bersama bahan lainnya direbus dengan 1 liter air sampai mendidih dan disaring.
Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari 1 cangkir secara teratur.

11. Kesulitan buang air besar/berak
Bahan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula kelapa.
Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan sampai kering, kemudian bersama bahan lainnya diseduh dengan air panas secukupnya dan disaring.
Cara menggunakan: diminum biasa.

12. Sembelit
Bahan : 1 rimpang temulawak dan biji sawi secukupnya.
Cara membuat : kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus, kemudian diseduh dengan air panas secukupnya dan disaring. Cara menggunakan : diminum biasa.

13. Menambah nafsu makan
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/4 rimpang lengkuas, 1/2 genggam daun meniran. Cara membuat : semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring. Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari 1/2 gelas.

14. Sakit Cangkrang
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1 tangkai buah asam yang sudah masak, 1 potong gula kelapa, garam secukupnya.
Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis, kemudian bersama bahan lainnya direbus dengan 1 liter air sampai mendidih dan disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas.

15. Sakit cacar air
Bahan : 1 1/2 rimpang temulawak, 1 tangkai buah asam yang sudah masak.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan dikeringkan, kemudian kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter air sampai mendidih dan disaring.
Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.

16. Sariawan
Bahan: 1 rimpang temulawak sebesar ibu jari, 3 buah mata asam, 1 potong gula aren.
Cara membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan : diminum biasa.

Ubi Kayu (Manihot esculenta, Crautz.)

Familia : Euphorbiaceae
Uraian :
Ubi kayu (manihot esculenta) termaasuk tumbuhan berbatang pohon lunak atau getas (mudah patah). Ubi kayu berbatang bulat dan bergerigi yang terjadi dari bekas pangkal tangkai daun, bagian tengahnya bergabus dan termasuk tumbuhan yang tinggi. Ubi kayu bisa mencapai ketinggian 1-4 meter. Pemeliharaannya mudah dan produktif. Ubi kayu dapat tumbuh subur di daerah yang berketinggian 1200 meter di atas permukaan air laut. Daun ubi kayu memiliki tangkai panjang dan helaian daunnya menyerupai telapak tangan, dan tiap tangkai mempunyai
daun sekitar 3-8 lembar. Tangkai daun tersebut berwarna kuning, hijau atau merah.
.
Nama Lokal :
Cassava (Inggris), Kasapen, sampeu, kowi dangdeur (Sunda); Ubi kayu, singkong, ketela pohon (Indonesia); Pohon, bodin, ketela bodin, tela jendral, tela kaspo (Jawa);

KANDUNGAN KIMIA :

Ubi kayu mempunyai komposisi kandungan kimia ( per 100 gram ) antara lain :
– Kalori 146 kal
– Protein 1,2 gram
– Lemak 0,3 gram
– Hidrat arang 34,7 gram
– Kalsium 33 mg
– Fosfor 40 mg
– Zat besi 0,7 mg
Buah ubi kayu mengandung ( per 100 gram ) :
– Vitamin B1 0,06 mg
– Vitamin C 30 mg
– dan 75 % bagian buah dapat dimakan.
Daun ubi kayu mengandung ( per 100 gram ) :
– Vitamin A 11000 SI
– Vitamin C 275 mg
– Vitamin B1 0,12 mg
– Kalsium 165 mg
– Kalori 73 kal
– Fosfor 54 mg
– Protein 6,8 gram
– Lemak 1,2 gram
– Hidrat arang 13 gram
– Zat besi 2 mg
– dan 87 % bagian daun dapat dimakan.
Kulit batang ubi kayu mengandung tanin, enzim peroksidase, glikosida dan
kalsium oksalat.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik, Demam, Sakit kepala, Diare, Cacingan, Mata kabur; Nafsu makan, Luka bernanah, Luka baru kena panas;
Pemanfaatan :
1. Reumatik
a. Bahan: 5 lembar daun ubi kayu, 1/4 sendok kapur sirih.
Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus.
Cara menggunakan: digunakan sebagai bedak/bobok pada bagian yang sakit.
b. Bahan: 1 potong batang ubi kayu.
Cara membuat : direbus dengan 5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 4 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
2. Demam
a. Bahan: 1 potong batang daun ubi kayu.
Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.
b. Bahan: 3 lembar daun ubi kayu.
Cara membuat: ditumbuk halus.
Cara menggunakan: dipergunakan sebagai kompres.
3. Sakit Kepala
Bahan: 3 lembar daun ubi kayu.
Cara membuat: ditumbuk halus.
Cara menggunakan: dipergunakan sebagai kompres.
4. Diare
Bahan: 7 lembar daun ubi kayu.
Cara membuat: direbus dengan 4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. Bila anak yang masih menyusui yang kena diare, ibunya yang meminum.
5. Mengusir cacing perut
Bahan: kulit batang ubi kayu secukupnya.
Cara membuat: direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: diminum menjelang tidur malam.
6. Mata sering kabur
Bahan: daun ubi kayu secukupnya.
Cara membuat: direbus, diberi bumbu garam dan bawang putih secukupnya.
Cara menggunakan: dimakan bersama nasi setiap hari.
7. Menambah nafsu makan
Bahan: daun ubi kayu secukupnya.
Cara membuat: direbus, diberi bumbu garam dan bawang putih secukupnya.
Cara menggunakan: dimakan bersama nasi dan sambal tomat.
8. Luka bernanah
a. Bahan: batang daun ubi kayu yang masih muda.
Cara membuat: ditumbuk halus.
b. Bahan: 1 potong buah ubi kayu.
Cara membuat: diparut. Cara menggunakan: dibobokan pada bagian tubuh yang luka
9. Luka baru kena barang panas (mis. knalpot)
Bahan: 1 potong buah ubi kayu.
Cara membuat: diparut dan diperas untuk diambil airnya, dan dibiarkan beberapa saat sampai tepung (patinya = jawa) mengendap.
Cara menggunakan: tepung (pati) dioleskan pada bagian tubuh yang luka.

Lengkeng, Buah Untuk Vitalitas dan Bau Badan

Buah lengkeng ternyata banyak manfaatnya bagi kesehatan. Tak hanya daging buah, kulit dan bijinya pun berguna. Berikut ini beberapa resep yang dapat dicoba yang dihimpun dari berbagai sumber.

Buah lengkeng dalam bahasa Mandarin dikenal sebagai ong ya guo atau long yan, yang berarti mata naga. Pohonnya bisa mencapai ketinggian 10 meter atau lebih.
Buahnya berbentuk bola dengan diameter 12-20 mm. Kulit luar buah bernama Latin Euphoria longana ini berwarna cokelat kekuningan dan kasar.
Daging buahnya agak bening dan mengandung banyak air, sangat cocok untuk dijus. Di tengah buah ini terdapat biji berwarna hitam kecokelatan.

Rasa buahnya manis, memiliki sifat hangat, tidak mengandung racun. Buah ini dapat memperkuat limpa, memperkaya darah, meningkatkan kekuatan fisik, dan mengendurkan saraf.

Rasa kulit luarnya kecut agak manis, dengan sifat hangat astringen. Zat tersebut dapat menyebabkan pengerutan jaringan sehingga dapat mengurangi sekresi, lebih sering dipakai sebagai obat luar untuk merawat kulit.

Biji kelengkeng berkhasiat membantu menghentikan pendarahan, mengatur arus energi yang keluar dan masuk pada organ vital manusia, serta menghilangkan rasa nyeri. Lengkeng juga mengandung sukrosa, glukosa, protein, lemak, vitamin A, B, dan banyak lagi. Batu bijinya mengandung zat yang berguna untuk pigmen dan asam amino.

Biji lengkeng bisa dimanfaatkan untuk sampo, seperti halnya lerak. Manfaat ini diperoleh berkat kandungan saponinnya, yakni zat yang berasal dari tumbuhan yang larut dalam air dengan membentuk larutan mirip sabun.

Mengandung Alkohol

Kadar alkohol yang tergolong tinggi pada buah lengkeng menimbulkan anggapan bahwa orang bisa mabuk kalau kebanyakan mengonsumsinya. Mengenai hal ini Dr. Handrawan Naedesul mengatakan bahwa setiap buah memang diindikasikan memiliki kandungan alkohol. Tidak menyebut langsung buah lengkeng, redaktur ahli Tabloid SENIOR ini malah menyatakan beberapa buah lain yang juga memiliki kadar alkohol tinggi.

“Contoh yang jelas adalah nangka dan durian. Kadar alkohol buah tersebut di bawah lima persen, tapi bisa memabukkan bila kita mengonsumsinya berlebihan,” kata dokter yang juga gemar menulis ini.

Bahkan Dr. Handrawan mengungkapkan bahwa sebenarnya beberapa bahan makanan yang memiliki kadar alkohol tinggi ternyata baik untuk kesehatan, misalnya tape yang mengandung alkohol karena proses peragian. Tape menurutnya sangat baik dikonsumsi karena bermanfaat untuk menjaga kesehatan kulit dan peredaran darah.

“Sebut saja bir. Orang-orang lanjut usia disarankan minum bir seminggu tiga kali karena bir bermanfaat merangsang jantung bekerja memompakan darah ke seluruh tubuh. Tidak usah banyak-banyak, cukup satu kaleng saja,” ujarnya lagi.

Hampir sama dengan Dr. Handrawan, Prof. Made Astawan, ahli gizi dari IPB, juga mengatakan bahwa setiap buah dan sayuran mengandung ethanol (salah satu unsur alkohol). Unsur ini akan semakin dominan bila buah dan sayur mengalami pembusukan (fermentasi).

Karena itu, Dr. Handrawan maupun Prof. Made menyarankan agar konsumsi buah-buahan yang diindikasikan memiliki kadar alkohol tersebut dalam batas yang wajar saja sehingga tidak memabukkan.

Khasiat

Berikut beberapa ramuan menggunakan bahan dasar buah lengkeng untuk mengobati gangguan kesehatan seperti yang termuat dalam buku Terapi Buah: Pengobatan Hemat dan Aman dengan Ribuan Resep Cina Tradisional karya Dai Yin Fang & Liu Cheng Jun.

Seperti dijelaskan oleh ahli akupresur dan pemilik Kebun Tanaman Obat Sringanis, Endah Lasmadiwati, buah lengkeng juga bersifat sebagai tonik atau minuman yang menguatkan.
Buah lengkeng digunakan untuk membantu memulihkan tenaga bagi mereka yang baru selesai menjalani perawatan karena sakit. Konsumsilah buah lengkeng sebanyak satu genggam tangan sehari, tentunya setelah kulitnya dikupas.

Biji dan kulit diyakini juga bermanfaat, tapi sejauh ini belum ada tulisan tentang hal tersebut dalam literatur mana pun.

1. Badan lemah setelah sakit, pusing, atau penglihatan kabur

Makanlah 250 gram buah segar, buang kulit dan batu bijinya.

2. Hilang vitalitas, insomnia, cemas, depresi, serta mudah marah dan berkeringat

Ambil 15 gram buah lengkeng dan 6 gram kurma cina yang diasamkan. Kukus dan berikan kepada penderita sehari 1 kali.

3. Selera makan hilang, limpa lemah, diare

Ambil 60 gram daging buah kelengkeng, buang kulit dan bijinya. Makan di pagi hari dan sekali lagi di malam hari. Lakukan hingga ada perubahan.

4. Luka luar yang sulit sembuh

Ambil 2-4 cangkang lengkeng atau biji buahnya, bakar hingga menjadi arang. Tumbuk halus. Campur dengan minyak zaitun dan taburkan ke bagian tubuh yang mengalami luka.

5. Luka karena jatuh

Ambil 3-5 biji buah lengkeng yang sudah kering, bakar sampai jadi arang. Setelah ditumbuk halus, taburkan ke daerah yang luka.

6. Jari kaki gatal atau bernanah

Ambil 3-6 biji buah lengkeng dan panggang di atas api. Tumbuk sampai halus dan taburkan pada bagian yang gatal atau bernanah.

7. Bau badan dan ketiak

Ambil 15 gram biji lengkeng dan 9 gram lombok hitam. Tumbuk hingga halus dan oleskan pada bagian ketiak.
Sumber: Senior

Temu Hitam: Pendongkrak Nafsu Makan

Jika anak bermasalah dengan nafsu makan, cobalah temu hitam sebagai solusi. Sudah lama air perasan rimpang tanaman obat ini diyakini mampu mendongkrak nafsu makan anak sekaligus sebagai obat cacing alami.

Ibu Dewi mengeluhkan anak laki-lakinya yang sangat susah makan. Meski sudah berganti-ganti menu, tetap saja selera Echa yang masih berusia 2 tahun 6 bulan itu tak berubah. Kalaupun mau makan, harus main kejar-kejaran dulu atau dikulum saja. Itu pun setengah piring tidak habis.

“Mungkin memang pembawaan anak begitu, ya… Ada masa-masa anak susah makan,” komentarnya.

Tak mau menyerah, Dewi mencoba meminumkan suplemen cair penambah nafsu makan yang dibelinya di apotek. Hanya satu atau dua hari saja Echa doyan makan, setelah itu ia harus diberi suplemen lagi.

Sang nenek lalu menyarankan agar Echa diberi ramuan temu ireng atau temu hitam tadi. Ternyata berhasil baik. Ramuan berupa perasan rimpang temu ireng berukuran satu jari dicampur dengan gula jawa agar tidak terlalu pahit, terbukti mampu menjadi solusi alami.

“Sesendok air temu ireng membangkitkan nafsu makan Echa 3 sampai 4 minggu. Tak hanya itu, makannya juga tidak cuma dikulum-kulum saja,” ungkap Dewi.

Membunuh cacing
Membaca cerita di atas, sebagian dari kita mungkin teringat sebuah “ritual” di masa kecil. Cekokan temu hitam, atau dalam bahasa Jawa disebut temu ireng, sering kali dijadikan solusi jika anak tidak mau atau susah makan. Rasanya yang pahit itulah yang ditakuti anak-anak.

Sugeng Hanafi, pengembang tanaman obat dari Kediri, menilai bahwa ramuan temu hitam sampai sekarang masih terbukti efektif untuk meningkatkan nafsu makan anak dengan sedikit memodifikasi rasa pahitnya. Pemberian gula jawa adalah salah satunya.

Bahkan, menurutnya, ada ibu yang meramunya dengan dicampur sedikit sirop agar anak lebih suka. Tentu saja ramuan ini lebih tepat untuk anak di atas usia setahun karena kemampuan anak menelan dan mengunyah sudah baik.

Temu hitam atau Curcumae aeruginosae Rhizoma merupakan tumbuhan semak. Batangnya berwarna hijau dan agak lunak karena merupakan batang semu yang tersusun atas kumpulan pelepah daun. Panjang batang kurang lebih 50 cm. Tingginya dapat mencapai 2 meter.

Tanaman obat ini menghasilkan rimpang berukuran besar, rasanya pahit dan tajam. Sifatnya dingin, bercabang merata dan merupakan umbi batang. Khasiatnya antara lain sebagai obat cacing (anthelmintik), peluruh kentut (karminatif) dan pembersih darah setelah melahirkan atau haid.

Dari beberapa penelitian efek farmakologis terungkap adanya hubungan pengaruh perasan rimpang temu hitam pada cacing askaris (sejenis cacing parasit di pencernaan) babi in vitro, dan kontraksi usus halus (jejunum) marmut.

Perasan rimpang dapat membunuh cacing askaris, babi seperti piperasin sitrat. Cairan rimpang dapat menekan amplitudo kontraksi spontan usus kelinci (F.X.S.Dirdjosudjono, Taroeno, Sudjiman, dkk., Bagian Farmakologi FKH dan Bagian Farmakologi Farmasi, FF UGM).

Berdasarkan penelitian, daya membunuh cacing (anthelmintik) rimpang temu hitam pada cacing askaris babi secara in vitro, ternyata daya anthelmintik minyak asirinya paling kuat dibandingkan dengan perasan ataupun infus temu hitam (Taroeno, Kun Sumardiyah S., dan Sugiyanto, Bagian Biologi Farmasi, FF UGM).

Mudah dikembangkan
Lebih lanjut Sugeng mengungkapkan dari pengalaman sehari-hari, temu hitam sebenarnya juga sering dijadikan campuran ramuan untuk berbagai keluhan, tak hanya untuk penambah nafsu makan dan obat cacing alami. Bagian tanaman yang sering digunakan sebagai obat adalah rimpangnya.

Namun, dalam menyimpan rimpang temu hitam, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Di antaranya setelah dicuci bersih, rimpang dipotong-potong, kemudian dikeringkan. Cara paling baik adalah diangin-anginkan agar kandungan minyak alaminya tidak banyak yang hilang dibandingkan dengan setelah dicuci langsung disimpan ke wadah atau tempat kering.

Untuk pemakaian dalam, terutama dengan cara diminum, gunakan rimpang sebanyak 1-2 jari tangan. Sebaliknya, untuk pemakaian luar, cukup dengan mencuci rimpang segar secukupnya, kupas, dan giling sampai halus. Tambahkan minyak kelapa, aduk merata. Gunakan untuk menutup kudis, borok, dan ruam kulit.

Tanaman ini relatif mudah dikembangkan sebagai tanaman obat keluarga karena karakternya yang relatih mudah hidup atau tidak perlu perawataan khusus. Selain ditanam di pekarangan atau perkebunan, temu hitam juga banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati, padang rumput, atau di ladang pada ketinggian 400-750 m di atas permukaan laut.

Jadi, tak ada salanya mengembangkan tanaman ini sebagai koleksi di pekarangan atau cukup dibudidayakan di pot. Selain tidak memerlukan perawatan yang rumit, juga memiliki manfaat luar biasa.

Meramu Koneng Hideung
Meramu temu hitam atau dalam bahasa Sunda disebut koneng hideung ini relatif mudah. Berikut beberapa contoh kegunaan ramuannya:

Meningkatkan nafsu makan:
– Ambil temu hitam (seukuran ibu jari tangan), cuci, lalu iris tipis-tipis. Rebus dengan dua gelas air sampai tersisa satu gelas. Untuk mengurangi rasa pahit, campur dengan gula jawa atau pemanis (sirop). Setelah dingin, saring, lalu bagi untuk dua kali minum, pagi dan sore hari, sebelum makan.
– Ambil temu hitam (seukuran ibu jari), cuci bersih, lalu parut. Gunakan air perasannya untuk diminumkan ke anak atau sebagai “cekokan”. Campur dengan gula jawa atau pemanis lainnya, misalnya madu, agar rasanya tidak terlalu pahit. Lebih baik berikan untuk anak di atas usia setahun, saat kemampuan menelan dan mengunyahkan sudah baik.

Obat cacing:
– Siapkan 25 gram temu hitam, 15 gram bangke, 5 lembar daun sirih, 5 butir biji ketumbar, 4 gram biji pinang. Rebus dengan 600 cc air hingga tersisa 200 cc. Saring, lalu minum.
– Cara lain air perasan temu hitam seukuran ibu jari dicampur dengan madu dan sedikit air hangat.

Setelah melahirkan:
– Cuci bersih temu hitam (dua jari tangan), buang kulitnya. Tumbuk sampaii halus, tambahkan setengah cangkir air panas, lalu aduk hingga merata. Setelah dingin, saring dengan kain dan minum sekaligus. Lakukan selama tiga hari setelah melahirkan.
– Ambil 25 gram temu hitam. Rebus dengan air 400 cc hingga tersisa 200 cc, lalu saring. Tambahkan madu jika perlu. Minum selagi hangat.

Batuk berdahak:
– Cuci rimpang segar temu hitam (25 g), lalu potong tipis-tipis. Rebus dengan dua gelas air sampai mendidih selama 20 menit. Setelah dingin, saring, lalu bagi dua sama banyak untuk diminum pada pagi dan sore hari. Bisa pula dengan menambahkan jahe.

Pereda nyeri haid:
– Ambil 25 gram temu hitam, 20 gram kencur, 20 gram kunyit, 2 ruas asam jawa. Rebus dengan 600 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu saring. Minum selagi hangat.

Sumber: Senior