Kanker Ginjal

Seperti organ tubuh lainnya, ginjal kadang bisa mengalami kanker.
Pada dewasa, jenis kanker ginjal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel ginjal (adenokarsinoma renalis, hipernefroma), yang berasal dari sel-sel yang melapisi tubulus renalis.

Sebagian besar tumor ginjal yang solid (padat) adalah kanker, sedangkan kista (rongga berisi cairan) biasanya jinak.

PENYEBAB
Dalam keadaan normal, sel-sel di dalam saluran kemih tumbuh dan membelah secara wajar. Tetapi kadang sel-sel mulai membelah diluar kendali dan menghasilkan sel-sel baru meskipun tubuh tidak memerlukannya.
Hal ini akan menyebabkan terbentuknya suatu massa yang terdiri jaringan berlebihan, yang dikenal sebagai tumor.

Tidak semua tumor merupakan kanker (keganasan). Tumor yang ganas disebut tumor maligna. Sel-sel dari tumor ini menyusup dan merusak jaringan di sekitarnya.
Sel-sel ini juga keluar dari tumor asalnya dan memasuki aliran darah atau sistem getah bening dan akan terbawa ke bagian tubuh lainnya (proses ini dikenal sebagai metastase tumor).

Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Tetapi penelitian telah menemukan faktor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan resiko terjadinya kanker ginjal.
Resiko terjadinya karsinoma sel ginjal meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Kanker ini paling sering terjadi pada usia 50-70 tahun. Pria memiliki resiko 2 kali lebih besar dibandingkan wanita.

Faktor resiko lainnya adalah:
# Merokok
# Kegemukan
# Tekanan darah tinggi (hipertensi)
# Lingkungan kerja (pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko tinggi, juga pekerja yang terpapar oleh asbes)
# Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa menahun memiliki resiko tinggi)
# Penyinaran
# Penyakit Von Hippel-Lindau.

GEJALA
Pada stadium dini, kanker ginjal jarang menimbulkan gejala.
Pada stadium lanjut, gejala yang paling banyak ditemukan adalah hematuria (adanya darah di dalam air kemih). Hematuria bisa diketahui dari air kemih yang tampak kemerahan atau diketahui melalui analisa air kemih.

Tekanan darah tinggi terjadi akibat tidak adekuatnya aliran darah ke beberapa bagian atau seluruh ginjal, sehingga memicu dilepaskannya zat kimia pembawa pesan untuk meningkatkan tekanan darah.

Polisitemia sekunder terjadi akibat tingginya kadar hormon eritropoietin, yang merangsang sumsum tulang untuk meningkatkan pembentukan sel darah merah.

Gejala lainnya yang mungkin terjadi:
– nyeri pada sisi ginjal yang terkena
– penurunan berat badan
– kelelahan
– demam yang hilang-timbul.

DIAGNOSA
Pada pemeriksaan fisik, kadang bisa diraba/dirasakan benjolan di perut.

Jika dicurigai kanker ginjal, maka dilakukan beberapa pemeriksaan berikut:
# Urografi intravena
# USG
# CT scan
# MRI bisa memberikan keterangan tambahan mengenai penyebaran tumor.

Jika tumornya berupa kista, bisa diambil contoh cairan untuk dilakukan analisa.
Aortografi dan angiografi arteri renalis bisa dilakukan sebagai persiapan pembedahan untuk memberikan keterangan tambahan mengenai tumor dan arteri renalis.

PENGOBATAN
Saat ini pengobatan standar untuk kanker yang masih terbatas di ginjal adalah pembedahan untuk mengangkat seluruh ginjal (nefrektomi simplek atau nefrotomi radikal).
Pada nefrektomi radikal, dilakukan pengangkatan ginjal dan kelanjar adrenal diatasnya, jaringan di sekitar ginjal serta beberapa kelenjar getah bening.
Pada nefrektomi simplek, dilakukan pengangkatan ginjal saja.

Pada prosedur embolisasi arteri, disuntikkan suatu zat khusus ke dalam pembuluh darah yang menuju ke ginjal. Dengan menyumbat pembuluh ini, tumor akan kekurangan oksigen dan zat gizi lainnya.
Embolisasi arteri bisa digunakan sebelum pembedahan atau untuk mengurangi nyeri dan perdarahan jika pembedahan tidak mungkin dilakukan.
Embolisasi arteri bisa menyebabkan mual, muntah atau nyeri yang bersifat sementara.

Terapi penyinaran biasanya digunakan untuk mengurangi nyeri pada kanker yang telah menyebar ke tulang.
Efek samping dari terapi penyinaran adalah kulit di tempat penyinaran menjadi merah atau gatal, mual dan muntah.

Imunoterapi menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Diberikan suatu zat yang dikenal sebagai pengubah respon biologis, misalnya interferon atau interleukin-2.
Secara normal, zat tersebut dihasilkan oleh tubuh dan juga dibuat di laboratorium untuk membantu mengobati penyakit.
Efek samping yang timbul berupa menggigil, demam, mual, muntah dan penurunan nafsu makan.

PROGNOSIS

Jika kanker belum menyebar, maka pengangkatan ginjal yang terkena dan pengangkatan kelenjar getah bening akan memberikan peluang untuk sembuh.

Jika tumor telah menyusup ke dalam vena renalis dan bahkan telah mencapai vena kava, tetapi belum menyebar sisi tubuh yang jauh, maka pembedahan masih bisa memberikan harapan kesembuhan. Tetapi kanker ginjal cenderung menyebar dengan cepat, terutama ke paru-paru.

Jika kanker telah menyebar ke tempat yang jauh, maka prognosisnya jelek karena tidak dapat diobati dengan penyinaran, kemoterapi maupun hormon.

Kanker Ginjal

Seperti organ tubuh lainnya, ginjal kadang bisa mengalami kanker.
Pada dewasa, jenis kanker ginjal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel ginjal (adenokarsinoma renalis, hipernefroma), yang berasal dari sel-sel yang melapisi tubulus renalis.

Sebagian besar tumor ginjal yang solid (padat) adalah kanker, sedangkan kista (rongga berisi cairan) biasanya jinak.

PENYEBAB
Dalam keadaan normal, sel-sel di dalam saluran kemih tumbuh dan membelah secara wajar. Tetapi kadang sel-sel mulai membelah diluar kendali dan menghasilkan sel-sel baru meskipun tubuh tidak memerlukannya.
Hal ini akan menyebabkan terbentuknya suatu massa yang terdiri jaringan berlebihan, yang dikenal sebagai tumor.

Tidak semua tumor merupakan kanker (keganasan). Tumor yang ganas disebut tumor maligna. Sel-sel dari tumor ini menyusup dan merusak jaringan di sekitarnya.
Sel-sel ini juga keluar dari tumor asalnya dan memasuki aliran darah atau sistem getah bening dan akan terbawa ke bagian tubuh lainnya (proses ini dikenal sebagai metastase tumor).

Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Tetapi penelitian telah menemukan faktor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan resiko terjadinya kanker ginjal.
Resiko terjadinya karsinoma sel ginjal meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Kanker ini paling sering terjadi pada usia 50-70 tahun. Pria memiliki resiko 2 kali lebih besar dibandingkan wanita.

Faktor resiko lainnya adalah:
# Merokok
# Kegemukan
# Tekanan darah tinggi (hipertensi)
# Lingkungan kerja (pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko tinggi, juga pekerja yang terpapar oleh asbes)
# Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa menahun memiliki resiko tinggi)
# Penyinaran
# Penyakit Von Hippel-Lindau.

GEJALA
Pada stadium dini, kanker ginjal jarang menimbulkan gejala.
Pada stadium lanjut, gejala yang paling banyak ditemukan adalah hematuria (adanya darah di dalam air kemih). Hematuria bisa diketahui dari air kemih yang tampak kemerahan atau diketahui melalui analisa air kemih.

Tekanan darah tinggi terjadi akibat tidak adekuatnya aliran darah ke beberapa bagian atau seluruh ginjal, sehingga memicu dilepaskannya zat kimia pembawa pesan untuk meningkatkan tekanan darah.

Polisitemia sekunder terjadi akibat tingginya kadar hormon eritropoietin, yang merangsang sumsum tulang untuk meningkatkan pembentukan sel darah merah.

Gejala lainnya yang mungkin terjadi:
– nyeri pada sisi ginjal yang terkena
– penurunan berat badan
– kelelahan
– demam yang hilang-timbul.

DIAGNOSA
Pada pemeriksaan fisik, kadang bisa diraba/dirasakan benjolan di perut.

Jika dicurigai kanker ginjal, maka dilakukan beberapa pemeriksaan berikut:
# Urografi intravena
# USG
# CT scan
# MRI bisa memberikan keterangan tambahan mengenai penyebaran tumor.

Jika tumornya berupa kista, bisa diambil contoh cairan untuk dilakukan analisa.
Aortografi dan angiografi arteri renalis bisa dilakukan sebagai persiapan pembedahan untuk memberikan keterangan tambahan mengenai tumor dan arteri renalis.

PENGOBATAN
Saat ini pengobatan standar untuk kanker yang masih terbatas di ginjal adalah pembedahan untuk mengangkat seluruh ginjal (nefrektomi simplek atau nefrotomi radikal).
Pada nefrektomi radikal, dilakukan pengangkatan ginjal dan kelanjar adrenal diatasnya, jaringan di sekitar ginjal serta beberapa kelenjar getah bening.
Pada nefrektomi simplek, dilakukan pengangkatan ginjal saja.

Pada prosedur embolisasi arteri, disuntikkan suatu zat khusus ke dalam pembuluh darah yang menuju ke ginjal. Dengan menyumbat pembuluh ini, tumor akan kekurangan oksigen dan zat gizi lainnya.
Embolisasi arteri bisa digunakan sebelum pembedahan atau untuk mengurangi nyeri dan perdarahan jika pembedahan tidak mungkin dilakukan.
Embolisasi arteri bisa menyebabkan mual, muntah atau nyeri yang bersifat sementara.

Terapi penyinaran biasanya digunakan untuk mengurangi nyeri pada kanker yang telah menyebar ke tulang.
Efek samping dari terapi penyinaran adalah kulit di tempat penyinaran menjadi merah atau gatal, mual dan muntah.

Imunoterapi menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Diberikan suatu zat yang dikenal sebagai pengubah respon biologis, misalnya interferon atau interleukin-2.
Secara normal, zat tersebut dihasilkan oleh tubuh dan juga dibuat di laboratorium untuk membantu mengobati penyakit.
Efek samping yang timbul berupa menggigil, demam, mual, muntah dan penurunan nafsu makan.

PROGNOSIS

Jika kanker belum menyebar, maka pengangkatan ginjal yang terkena dan pengangkatan kelenjar getah bening akan memberikan peluang untuk sembuh.

Jika tumor telah menyusup ke dalam vena renalis dan bahkan telah mencapai vena kava, tetapi belum menyebar sisi tubuh yang jauh, maka pembedahan masih bisa memberikan harapan kesembuhan. Tetapi kanker ginjal cenderung menyebar dengan cepat, terutama ke paru-paru.

Jika kanker telah menyebar ke tempat yang jauh, maka prognosisnya jelek karena tidak dapat diobati dengan penyinaran, kemoterapi maupun hormon.

Kanker Kandung Kemih

Dinding kandung kemih dilapisi oleh sel transisional dan sel skuamosa.
Lebih dari 90% kanker kandung kemih berasal dari sel transisional dan disebut karsinoma sel transisional, sisanya adalah karsinoma sel skuamosa.

PENYEBAB
Penyebab yang pasti dari kanker kandung kemih tidak diketahui. Tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko:
# Usia, resiko terjadinya kanker kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan usia.
# Merokok, merupakan faktor resiko yang utama.
# Lingkungan pekerjaan.
Beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker ini karena di tempatnya bekerja ditemukan bahan-bahan karsinogenik (penyebab kanker). Misalnya pekerja industri karet, kimia, kulit.
# Infeksi, terutama infeksi parasit (skistosomiasis).
# Pemakaian siklofosfamid atau arsenik untuk mengobati kanker dan penyakit lainnya.
# Ras, orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil terdapat pada orang Asia.
# Pria, memiliki resiko 2-3 kali lebih besar.
# Riwayat keluarga,
Orang-orang yang keluarganya ada yang menderita kanker kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini. Peneliti sedang mempelajari adanya perubahan gen tertentu yang mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker ini.

GEJALA
Gejalanya bisa berupa:
– hematuria (adanya darah dalam air kemih)
– rasa terbakar atau rasa nyeri ketika berkemih
– desakan untuk berkemih
– sering berkemih.

Gejala dari kanker kandung kemih menyerupai gejala infeksi kandung kemih (sistitis) dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan.
Patut dicurigai suatu kanker jika dengan pengobatan standar untuk infeksi,k gejalanya tidak menghilang.

DIAGNOSA
Pemeriksaan air kemih menunjukkan adanya darah dan sel-sel kanker.

Sistografi atau urografi intravena bisa menunjukkan adanya ketidakteraturan pada garis luar dinding kandung kemih.

USG, CT scan atau MRI bisa menunjukkan adanya kelainan dalam kandung kemih.

Sistoskopi dilakukan untuk melihat kandung kemih secara langsung dan mengambil contoh jaringan untuk pemeriksaan mikroskopik.
Kadang sistoskopi digunakan untuk mengangkat kanker.

PENGOBATAN
Kanker yang terbatas pada permukaan dalam kandung kemih atau hanya menyusup ke lapisan otot paling atas, bisa diangkat seluruhnya melalui sistoskopi. Tetapi sering terbentuk kanker yang baru, kadang di tempat yang sama, tetapi lebih sering terbentuk di tempat yang baru.
Angka kekambuhan bisa dikurangi dengan memberikan obat anti-kanker atau BCG ke dalam kandung kemih setelah seluruh kanker diangkat melalui sistoskopi. Pemberian obat ini bisa digunakan sebagai pengobatan pada penderita yang tumornya tidak dapat diangkat melalui sistoskopi.

Kanker yang tumbuh lebih dalam atau telah menembus dinding kandung kemih, tidak dapat diangkat seluruhnya dengan sistoskopi.
Biasanya dilakukan pengangkatan sebagaian atau seluruh kandung kemih (sistektomi).
Kelenjar getah bening biasanya juga diangkat untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar atau belum.
Terapi penyinaran saja atau dikombinasikan dengan kemoterapi kadang bisa mengobati kanker.

Jika kandung kemih diangkat seluruhnya, maka harus dipasang alat untuk membuang air kemih.
Biasanya air kemih dialirkan ke suatu lubang di dinding perut (stoma) melalui suatu saluran yang terbuat dari usus, yang disebut ileal loop.
Selanjutnya air kemih dikumpulkan dalam suatu kantong.

Cara untuk mengalihkan air kemih pada penderita yang kandung kemihnya telah diangkat, digolongkan ke dalam 2 kategori:

   1. Orthotopic neobladder
   2. Continent cutaneous diversion.

Pada kedua cara tersebut, suatu penampung internal dibuat dari usus.
Pada orthotopic neobladder, penampung ini dihubungkan dengan uretra. Penderita diajarkan untuk mengosongkan penampung ini dengan cara mengendurkan otot dasar panggul dan meningkatkan tekanan dalam perut, sehingga air kemih mengalir melalui uretra.
Pada continent cutaneous urinary diversion, penampung ini dihubungkan dengan sebuah lubang di dinding perut. Diperlukan kantong luar, karena air kemih tetap berada dalam penampung sebelum dikosongkan oleh penderita dengan cara memasang selang melalui lubang di dinding perut ke dalam penampung. Penderita melakukan pengosongan ini secara teratur.

Kanker yang sudah menyebar diobati dengan kemoterapi.

Kanker Kandung Kemih

Dinding kandung kemih dilapisi oleh sel transisional dan sel skuamosa.
Lebih dari 90% kanker kandung kemih berasal dari sel transisional dan disebut karsinoma sel transisional, sisanya adalah karsinoma sel skuamosa.

PENYEBAB
Penyebab yang pasti dari kanker kandung kemih tidak diketahui. Tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko:
# Usia, resiko terjadinya kanker kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan usia.
# Merokok, merupakan faktor resiko yang utama.
# Lingkungan pekerjaan.
Beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk menderita kanker ini karena di tempatnya bekerja ditemukan bahan-bahan karsinogenik (penyebab kanker). Misalnya pekerja industri karet, kimia, kulit.
# Infeksi, terutama infeksi parasit (skistosomiasis).
# Pemakaian siklofosfamid atau arsenik untuk mengobati kanker dan penyakit lainnya.
# Ras, orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil terdapat pada orang Asia.
# Pria, memiliki resiko 2-3 kali lebih besar.
# Riwayat keluarga,
Orang-orang yang keluarganya ada yang menderita kanker kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini. Peneliti sedang mempelajari adanya perubahan gen tertentu yang mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker ini.

GEJALA
Gejalanya bisa berupa:
– hematuria (adanya darah dalam air kemih)
– rasa terbakar atau rasa nyeri ketika berkemih
– desakan untuk berkemih
– sering berkemih.

Gejala dari kanker kandung kemih menyerupai gejala infeksi kandung kemih (sistitis) dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan.
Patut dicurigai suatu kanker jika dengan pengobatan standar untuk infeksi,k gejalanya tidak menghilang.

DIAGNOSA
Pemeriksaan air kemih menunjukkan adanya darah dan sel-sel kanker.

Sistografi atau urografi intravena bisa menunjukkan adanya ketidakteraturan pada garis luar dinding kandung kemih.

USG, CT scan atau MRI bisa menunjukkan adanya kelainan dalam kandung kemih.

Sistoskopi dilakukan untuk melihat kandung kemih secara langsung dan mengambil contoh jaringan untuk pemeriksaan mikroskopik.
Kadang sistoskopi digunakan untuk mengangkat kanker.

PENGOBATAN
Kanker yang terbatas pada permukaan dalam kandung kemih atau hanya menyusup ke lapisan otot paling atas, bisa diangkat seluruhnya melalui sistoskopi. Tetapi sering terbentuk kanker yang baru, kadang di tempat yang sama, tetapi lebih sering terbentuk di tempat yang baru.
Angka kekambuhan bisa dikurangi dengan memberikan obat anti-kanker atau BCG ke dalam kandung kemih setelah seluruh kanker diangkat melalui sistoskopi. Pemberian obat ini bisa digunakan sebagai pengobatan pada penderita yang tumornya tidak dapat diangkat melalui sistoskopi.

Kanker yang tumbuh lebih dalam atau telah menembus dinding kandung kemih, tidak dapat diangkat seluruhnya dengan sistoskopi.
Biasanya dilakukan pengangkatan sebagaian atau seluruh kandung kemih (sistektomi).
Kelenjar getah bening biasanya juga diangkat untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar atau belum.
Terapi penyinaran saja atau dikombinasikan dengan kemoterapi kadang bisa mengobati kanker.

Jika kandung kemih diangkat seluruhnya, maka harus dipasang alat untuk membuang air kemih.
Biasanya air kemih dialirkan ke suatu lubang di dinding perut (stoma) melalui suatu saluran yang terbuat dari usus, yang disebut ileal loop.
Selanjutnya air kemih dikumpulkan dalam suatu kantong.

Cara untuk mengalihkan air kemih pada penderita yang kandung kemihnya telah diangkat, digolongkan ke dalam 2 kategori:

   1. Orthotopic neobladder
   2. Continent cutaneous diversion.

Pada kedua cara tersebut, suatu penampung internal dibuat dari usus.
Pada orthotopic neobladder, penampung ini dihubungkan dengan uretra. Penderita diajarkan untuk mengosongkan penampung ini dengan cara mengendurkan otot dasar panggul dan meningkatkan tekanan dalam perut, sehingga air kemih mengalir melalui uretra.
Pada continent cutaneous urinary diversion, penampung ini dihubungkan dengan sebuah lubang di dinding perut. Diperlukan kantong luar, karena air kemih tetap berada dalam penampung sebelum dikosongkan oleh penderita dengan cara memasang selang melalui lubang di dinding perut ke dalam penampung. Penderita melakukan pengosongan ini secara teratur.

Kanker yang sudah menyebar diobati dengan kemoterapi.