Monthly Archives: December 2012
Haid Tidak Teratur Tanda Gangguan Kesuburan?
Haid Tidak Teratur Jangan Didiamkan
Siklus menstruasi biasanya selama 28 hari, meskipun siklus ini bisa berada antara 22 sampai 35 hari. Lamanya menstruasi rata-rata selama 5 hari, dengan volume darah yang dikeluarkan antara 20 sampai 80 ml.
Kondisi amenorrhoea secara medis dikategorikan dalam 2 tipe, seperti dikutip dari Health24, Kamis (24/9/2009), yaitu:
1. Amenorrhoea primer, yaitu jika belum mendapat menstruasi hingga usia 16 tahun atau 2 tahun setelah tumbuhnya payudara atau tumbuhnya rambut pada vagina.
2. Amenorrhoea sekunder, yaitu jika tidak mendapat menstruasi selama 3 bulan, padahal sebelumnya menstruasi secara teratur setiap bulannya. Atau tidak mendapat menstruasi selama 6 sampai 12 bulan, setelah sebelumnya mendapat periode menstruasi tidak teratur.
Terjadinya amenorrhoea mengindikasikan bahwa adanya gangguan fisiologis pada organ yang mengendalikan menstruasi. Menstruasi itu sendiri dikendalikan melalui hipotalamus ke hipofisis ke ovarium dan memerlukan interaksi serta fungsional endometrium (lapisan rahim) lalu terakhir menuju mulut rahim dan vagina.
Hal penting untuk diingat adalah amenorrhoea bukanlah diagnosis, tapi hanya gejala atau tanda dari beberapa kemungkinan gangguan yang melibatkan beberapa sistem organ. Jadi, amenorrhoea merupakan hal yang normal pada gadis yang belum puber, masa hamil dan setelah menopause.
Perempuan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter jika mengalami gejala amenorrhoea seperti berikut ini:
- Belum mendapat menstruasi atau tidak menunjukkan tanda-tanda puber hingga usia 14 tahun.
- Perempuan yang belum mendapat menstruasi hingga usia 16 tahun.
- Perempuan yang tidak mendapat menstruasi selama 3 bulan berturut-turut, setelah sebelumnya mendapat menstruasi teratur. Serta sedang tidak hamil atau menopause.
- Perempuan yang memiliki karakteristik seperti laki-laki, misalnya memiliki rambut di wajah dan suara yang berat.
Haid Tak Teratur, Hati-hati Penyakit Kronis
Setiap perempuan memang memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda dan relatif. Namun di luar periode tersebut, normalnya menstruasi datang teratur setiap bulan.
Menurut American Society for Reproductive Medicine standar siklus menstruasi yang normal adalah 22-40 hari, dimana menstruasi pertama dihitung sejak pertama kali darah keluar dari vagina. Namun perbedaan 5 hari (kurang atau lebih) dari siklus haid, masih dianggap normal.
Tapi jika perempuan sudah tidak mendapatkan haid teratur tiap bulan, maka patut diwaspadai penyakit SOPK.
Sindrom Ovarium Polikistik (SOPK) merupakan kelainan endokrin terbanyak yang dialami oleh wanita di usia reproduksi. Kelainan ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, gejala hiperandrogen seperti jerawat, pertumbuhan bulu atau rambut abnormal (hirsutism) di daerah yang tidak seharusnya.
Penyebab SOPK antara lain obesitas, resistensi insulin, gangguan sekresi hormon GnRH, gangguan enzim di ovarium dan faktor genetik.
Akibatnya, penderita mengalami siklus yang tidak berovulasi yang ditandai dengan gangguan siklus haid berupa pendarahan atau justru tidak mengalami haid selama 2-3 bulan.
SOPK adalah salah satu penyebab infertilitas pada perempuan, terutama perempuan di usia reproduksi. “Angka kejadian SPOK lebih banyak terjadi pada perempuan di usia reproduksi daripada pada usia perimenopause,” ujar dr. Andon Hestiantoro, SpOG (K) dalam acara seminar ‘The Essence of Fertility & Vitality’ di Hotel Sahid Jaya, Jakarta.
“Karena siklus tidak berovulasi, maka perempuan dengan SPOK juga memiliki risiko yang lebih tinggi terkena kanker endometrium, stroke dan jantung koroner,” tutur Andon.
Untuk mengatasi masalah SOPK, bisa dilakukan dengan menurunkan berat badan, menggunakan kontrasepsi kombinasi dan obat-obatan pemicu kesuburan.(detikhealth)