Mitos dan Fakta Kesuburan Lelaki

SAAT pasangan didiagnosis tidak subur, kesalahan seringkali diarahkan pada perempuan. Padahal pada faktanya, faktor ketidaksuburan disumbangkan oleh laki-laki dan perempuan. Ide bahwa ketidaksuburan sepenuhnya masalah perempuan hanyalah satu dari beberapa mitos terkait kemampuan untuk melakukan pembuahan.
Berikut beberapa mitos lainnya:

Berhubungan intim setiap hari akan meningkatkan kemungkinan pembuahan. Pada faktanya, pembuahan sangat ditentukan oleh waktu. Pada umumnya, waktu terbaik melakukan pembuahan adalah dari hari ke-11 hingga ke-17 dari siklus menstruasi perempuan. Karena sperma bisa hidup dalam saluran reproduktif perempuan selama 48 hingga 72 jam, melakukan hubungan seks setiap hari tidak akan berpengaruh besar terhadap perbaikan kesuburan. Hal ini dibenarkan oleh studi ilmiah.


Sebuah studi baru-baru ini, seperti dikutip situs askmen.com, menemukan bahwa pasangan yang melakukan hubungan seks setiap hari dan pasangan yang melakukan hubungan seks setiap dua hari sekali tidak memiliki perbedaan angka kehamilan. Studi lain menunjukkan bahwa berhubungan intim setiap hari bisa meningkatkan kualitas sperma. Jadi, meskipun tidak meningkatkan kemungkinan pembuahan, berhubungan seks setiap hari juga tidak akan merugikan.

Laki-laki tidak mempunyai siklus kesuburan. Secara umum, waktu bisa memengaruhi jumlah sperma. Jumlah sperma lebih tinggi di musim dingin dibandingkan musim panas, kemungkinan karena produksi sperma meningkat di suhu yang lebih dingin. Selain itu, jumlah sperma juga lebih tinggi di pagi hari. Namun dari sisi yang lebih luas, para ilmuwan tidak benar-benar menyetujui bahwa waktu mempengaruhi angka kesuburan.

Bersepeda tidak mengganggu kesuburan. Duduk di sadel sepeda selama lebih dari 30 menit, khususnya jika mengenakan celana bersepeda yang ketat, meningkatkan suhu skrotum dan memengaruhi jumlah sprema untuk sementara waktu. Peningkatan suhu di skrotum merupakan pemicunya. Tapi, bukan berarti Anda tidak bisa bersepeda. Hanya saja, pastikan memilih tempat duduk yang tidak terlalu keras atau sempit. Selain itu, cobalah sesuaikan posisi sehingga berat tertumpu pada tulang pantat.

Pelumas tidak ganggu sperma sperma. Pelumas (lubricants) mengurangi gesekan, sehingga meningkatkan kenikmatan seks, tapi tidak akan membantu Anda untuk hamil. Pada faktanya, menggunakan pelumas bersifat kontraproduktif karena mengganggu motilitas sperma serta mengandung komponen yang bersifat racun terhadap sperma. Hal yang sama juga berlaku pada lotion dan saliva. Saat mencoba melakukan pembuahan, ada baiknya menghindari produk pelumas tersebut.

Berkaitan dengan berat badan, hanya berat badan berlebih yang memengaruhi sperma. Anda mungkin sudah sering mendengar bahwa obesitas mengganggu produksi sperma. Tapi di sisi lain, kekurangan berat badan juga diyakini mengganggu sperma. Hal ini berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon serta kekurangan nutrisi.

Temuan yang dipaparkan pada konferensi European Society of Human Reproduction and Embryology 2008 menunjukkan bahwa laki-laki dengan indeks massa tubuh optimal (20 hingga 25) memiliki kadar sperma normal lebih tinggi dibandingkan mereka yang kelebihan atau kekurangan berat badan. Jadi, jika berat badan Anda di bawah normal, ada baiknya berkonsultasi dengan pakar nutrisi untuk menambah berat badan.(Ikarowina Tarigan-mediaindonesia)

Mitos dan Fakta Kesuburan Lelaki

SAAT pasangan didiagnosis tidak subur, kesalahan seringkali diarahkan pada perempuan. Padahal pada faktanya, faktor ketidaksuburan disumbangkan oleh laki-laki dan perempuan. Ide bahwa ketidaksuburan sepenuhnya masalah perempuan hanyalah satu dari beberapa mitos terkait kemampuan untuk melakukan pembuahan.
Berikut beberapa mitos lainnya:

Berhubungan intim setiap hari akan meningkatkan kemungkinan pembuahan. Pada faktanya, pembuahan sangat ditentukan oleh waktu. Pada umumnya, waktu terbaik melakukan pembuahan adalah dari hari ke-11 hingga ke-17 dari siklus menstruasi perempuan. Karena sperma bisa hidup dalam saluran reproduktif perempuan selama 48 hingga 72 jam, melakukan hubungan seks setiap hari tidak akan berpengaruh besar terhadap perbaikan kesuburan. Hal ini dibenarkan oleh studi ilmiah.


Sebuah studi baru-baru ini, seperti dikutip situs askmen.com, menemukan bahwa pasangan yang melakukan hubungan seks setiap hari dan pasangan yang melakukan hubungan seks setiap dua hari sekali tidak memiliki perbedaan angka kehamilan. Studi lain menunjukkan bahwa berhubungan intim setiap hari bisa meningkatkan kualitas sperma. Jadi, meskipun tidak meningkatkan kemungkinan pembuahan, berhubungan seks setiap hari juga tidak akan merugikan.

Laki-laki tidak mempunyai siklus kesuburan. Secara umum, waktu bisa memengaruhi jumlah sperma. Jumlah sperma lebih tinggi di musim dingin dibandingkan musim panas, kemungkinan karena produksi sperma meningkat di suhu yang lebih dingin. Selain itu, jumlah sperma juga lebih tinggi di pagi hari. Namun dari sisi yang lebih luas, para ilmuwan tidak benar-benar menyetujui bahwa waktu mempengaruhi angka kesuburan.

Bersepeda tidak mengganggu kesuburan. Duduk di sadel sepeda selama lebih dari 30 menit, khususnya jika mengenakan celana bersepeda yang ketat, meningkatkan suhu skrotum dan memengaruhi jumlah sprema untuk sementara waktu. Peningkatan suhu di skrotum merupakan pemicunya. Tapi, bukan berarti Anda tidak bisa bersepeda. Hanya saja, pastikan memilih tempat duduk yang tidak terlalu keras atau sempit. Selain itu, cobalah sesuaikan posisi sehingga berat tertumpu pada tulang pantat.

Pelumas tidak ganggu sperma sperma. Pelumas (lubricants) mengurangi gesekan, sehingga meningkatkan kenikmatan seks, tapi tidak akan membantu Anda untuk hamil. Pada faktanya, menggunakan pelumas bersifat kontraproduktif karena mengganggu motilitas sperma serta mengandung komponen yang bersifat racun terhadap sperma. Hal yang sama juga berlaku pada lotion dan saliva. Saat mencoba melakukan pembuahan, ada baiknya menghindari produk pelumas tersebut.

Berkaitan dengan berat badan, hanya berat badan berlebih yang memengaruhi sperma. Anda mungkin sudah sering mendengar bahwa obesitas mengganggu produksi sperma. Tapi di sisi lain, kekurangan berat badan juga diyakini mengganggu sperma. Hal ini berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon serta kekurangan nutrisi.

Temuan yang dipaparkan pada konferensi European Society of Human Reproduction and Embryology 2008 menunjukkan bahwa laki-laki dengan indeks massa tubuh optimal (20 hingga 25) memiliki kadar sperma normal lebih tinggi dibandingkan mereka yang kelebihan atau kekurangan berat badan. Jadi, jika berat badan Anda di bawah normal, ada baiknya berkonsultasi dengan pakar nutrisi untuk menambah berat badan.(Ikarowina Tarigan-mediaindonesia)

Usia Pria Pengaruhi Tingkat Kesuburan

Selama ini yang kita tahu, semakin tua usia seorang perempuan maka tingkat kesuburannya semakin menurun.
Semakin tua usia seorang perempuan maka akan berisiko terhadap kehamilan, baik pada dirinya maupun janin yang dikandungnya. Namun ternyata, sebuah studi menunjukkan bahwa umur seorang pria juga berpengaruh pada tingkat kesuburan.

Sebuah studi terhadap lebih dari 12 ribu pasangan yang menjalani perawatan kesuburan ditemukan bahwa tingkat kehamilan yang turun dan keguguran meningkat ketika suami mereka berusia di atas 40 tahun. Penemuan ini telah dipresentasikan pada pertemuan tahunan ke 24 di European Society of Human Reproduction and Embryology di Barcelona, Spanyol.

Hasil penelitian ini adalah yang pertama menunjukkan bahwa suami atau laki-laki yang memiliki usia diatas 40 tahun memiliki efek yang besar terhadap hasil reproduksi.

Stephanie Belloc, seorang peneliti dari Eylau Centre for Assisted Reproduction di Paris dan koleganya menganalisa hasil lebih dari 21 ribu intrauterine inseminations (IUI). IUI adalah sebuah tipe perawatan kesuburan dimana sperma pria dipisahkan atau “dicuci” dari cairan air mani dan kemudian dimasukkan ke dalam uterus seorang perempuan. Tim tersebut melihat kualitas sperma dan kehamilan yang ditimbulkan, keguguran, juga tingkat keberhasilan pengiriman sperma.

“kami menemukan bahwa usia pada pria sangat berpengaruh pada tingkat kehamilan, pria dengan usia diatas 40 sangat memberikan efek negatif,” kata Belloc di news release seperti dikutip dari situs webMD. “dan mungkin, yang sangat mengejutkan, tingkat keguguran meningkat apabila sang suami berusia diatas 40 tahun.”

Tentang usia suami sangat memengaruhi kesuburan, sudah lama menjadi bahan perdebatan. Sampai sekarang, tidak ada bukti klinis yang menyatakan bahwa semakin tua suami maka semakin matang sperma yang dihasilkan dan dapat membuat kehamilan menjadi sehat.

Meskipun penelitian ini melibatkan responden yang begitu banyak, Belloc berencana akan melakukan studi untuk menguatkan hasil penelitiannya ini. “Hasil penelitian ini merupakan implikasi penting untuk pasangan yang akan memulai hidup baru,” katanya, “dan kami ingin meneliti kembali dengan jumlah yang besar secepatnya.”(mediaindonesia)

Usia Pria Pengaruhi Tingkat Kesuburan

Selama ini yang kita tahu, semakin tua usia seorang perempuan maka tingkat kesuburannya semakin menurun.
Semakin tua usia seorang perempuan maka akan berisiko terhadap kehamilan, baik pada dirinya maupun janin yang dikandungnya. Namun ternyata, sebuah studi menunjukkan bahwa umur seorang pria juga berpengaruh pada tingkat kesuburan.

Sebuah studi terhadap lebih dari 12 ribu pasangan yang menjalani perawatan kesuburan ditemukan bahwa tingkat kehamilan yang turun dan keguguran meningkat ketika suami mereka berusia di atas 40 tahun. Penemuan ini telah dipresentasikan pada pertemuan tahunan ke 24 di European Society of Human Reproduction and Embryology di Barcelona, Spanyol.

Hasil penelitian ini adalah yang pertama menunjukkan bahwa suami atau laki-laki yang memiliki usia diatas 40 tahun memiliki efek yang besar terhadap hasil reproduksi.

Stephanie Belloc, seorang peneliti dari Eylau Centre for Assisted Reproduction di Paris dan koleganya menganalisa hasil lebih dari 21 ribu intrauterine inseminations (IUI). IUI adalah sebuah tipe perawatan kesuburan dimana sperma pria dipisahkan atau “dicuci” dari cairan air mani dan kemudian dimasukkan ke dalam uterus seorang perempuan. Tim tersebut melihat kualitas sperma dan kehamilan yang ditimbulkan, keguguran, juga tingkat keberhasilan pengiriman sperma.

“kami menemukan bahwa usia pada pria sangat berpengaruh pada tingkat kehamilan, pria dengan usia diatas 40 sangat memberikan efek negatif,” kata Belloc di news release seperti dikutip dari situs webMD. “dan mungkin, yang sangat mengejutkan, tingkat keguguran meningkat apabila sang suami berusia diatas 40 tahun.”

Tentang usia suami sangat memengaruhi kesuburan, sudah lama menjadi bahan perdebatan. Sampai sekarang, tidak ada bukti klinis yang menyatakan bahwa semakin tua suami maka semakin matang sperma yang dihasilkan dan dapat membuat kehamilan menjadi sehat.

Meskipun penelitian ini melibatkan responden yang begitu banyak, Belloc berencana akan melakukan studi untuk menguatkan hasil penelitiannya ini. “Hasil penelitian ini merupakan implikasi penting untuk pasangan yang akan memulai hidup baru,” katanya, “dan kami ingin meneliti kembali dengan jumlah yang besar secepatnya.”(mediaindonesia)