Kumis kucing untuk anyang-ayang dan badan bengkak


Kumis Kucing(Orthosiphon aristatus (B1) Miq.)

Sinonim :O. longiflorum, Ham. O. grandiflorum et aristatum, Bl. O. spiralis, Merr. O. stamineus, Benth. O. grandiflorus, Bold. Clerodendranthus spicatus (Thunb.) C.Y. Wu. Trichostemma spiralis, Lour. Familia :Labiatae

Uraian :

I. URAIAN TANAMAN:

Terna, tumbuh tegak, pada bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya, tinggi 1-2 m, batang segi empat agak beralur, berbulu pendek atau gundul. Daun tunggal, bundar telur lonjong, lanset atau belah ketupat, berbulu halus, pinggir bergerigi kasar tak teratur, kedua permukaan berbintik-bintik karena ada kelenjar minyak atsiri. Bunga berupa tandan yang keluar di ujung cabang, wama ungu pucat atau putih (ada yang warna biru dan putih), benang sari lebih panjang dari tabung bunga. Buah geluk wama coklat gelap. Tumbuh di dataran rendah dan daerah ketinggian sedang.

II. Syarat Tumbuh

a. Iklim 1. Ketinggian tempat : 500 m – 900 m di atas permukaan laut 2. Curah hujan tahunan : 3000 mm/tahun 3. Bulan basah (diatas 100 mm/bulan) : 7 bulan – 9 bulan 4. Bulan kering (dibawah 60 mm/bulan) : 3 bulan – 5 bulan 5. Suhu udara : 280C – 340C 6. Kelembapan : sedang 7. Penyinaran : tinggi b. Tanah 1. Jenis : andosol, latosol 2. Tekstrur : lempung berpasir 3. Drainase : baik 4. Kedalaman air tanah : diatas 70 cm dari permukaan tanah 5. Kedalaman perakaran: 30 cm – 60 cm dari permukaan tanah 6. Kemasaman (pH) : 5 – 7 7. Kesuburan : sedang – tinggi

III. Pedoman Bertanam

a. Pengolahan Tanah 1. Tanah dicangkul sedalam 30 cm – 40 cm hingga gembur 2. Buatkan bedengan selebar 100 cm – 120 cm, tinggi 30 cm, jarak antar bedengan 40 cm – 50 cm, dan panjangnya disesuaikan kondisi lahan 3. Tebarkan pupuk kandang diatas bedengan tersebut b. Persiapan Bibit 1. Pada umumnya tanaman kumis kucing diperbanyak dengan stek batang atau stek cabang 2. Pilih batang atau cabang yang tidak terlalu tua, lalu dipotong menjadi stek-stek berukuran panjang 15 cm – 25 cm atau beruas sekitar 2 buku – 3 buku c. Penanaman 1. Stek bibit ditanam langsung di kebun sedalam 5 cm, kemudian padatkan tanah di sekitar pangkal stek 2. Jarak tanam 30 cm x 30 cm, 40 cm x 40 cm, 40 cm x 50 cm dan 60 cm x 60 cm

Nama Lokal :
Kumis kucing, Mamang besar (Indonesia); Kutun, mamam, bunga laba-laba (Jawa); Mao Xu Cao (China).;

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS:
Manis sedikit pahit, sejuk, anti-inflammatory (anti radang), peluruh air seni (diuretic), menghancurkan batu saluran kencing.

KANDUNGAN KIMIA: Orthosiphon glikosida, zat samak, minyak atsiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium, myoinositol.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Infeksi Ginjal, Infeksi Kandung kemih, Kencing batu, Encok; Peluruh air seni, menghilangkan panas dan lembab;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI :
Seluruh tumbuhan, basah atau kering (dianginkan dahulu, lalu dijemur di panas matahari).

KEGUNAAN:
1. Infeksi ginjal (Acute dan chronic nephritis), infeksi kandung kemih (Cystitis).
2. Sakit kencing batu.
3. Encok (Gout arthritis).
4. Peluruh air seni (Diuretic).
5. Menghilangkan panas dan lembab.

PEMAKAINAN :
30 – 60 gr. (kering) atau 90 – 120 gr (basah) direbus, atau yang kering/basah diseduh sebagai teh.

CARA PEMAKAIAN:

1. Nephritis, edema (bengkak):
0. aristatus (kumis kucing) 30 gr, Planto asiatica (daun urat) 30 gr, Hedyotis diffusa. (rumput lidah ular) 30 gr, semuanya direbus.

2. Infeksi saluran kencing, sering kencing sedikit-sedikit (anyang-anyangan) :

0. aritatus, Phyllanthus urinaria (meniran), Commelina communis, masing-masing 30 gr., direbus.

Jambu Biji (Psidium guajava L.) dengan Ragam Khasiat

Jambu biji berasal dari Amerika Tropik, tumbuh pada tanah yang gembur maupun liat, pada tempat terbuka dan mengandung air yang cukup banyak. Pohon ini banyak ditanam sebagai pohon buah-buahan. Namun sering tumbuh liar dan dapat ditemukan pada ketinggian 1-1200 m dpl. Jambu biji berbuah sepanjang tahun.

Perdu atau pohon kecil, tinggi 2-10 m, percabangan banyak, batangnya berkayu, keras, kulit batang licin, mengelupas, berwarna cokelat kehijauan. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan, daun berambut halus, permukaan atas daun licin.

Helaian daun berbentuk bulat telur agak jorong, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata, agak melekuk keatas, pertulangan menyirip, panjang 6-14 cm, lebar 3-6 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal, bertangkai, keluar dari ketiak daun, berkumpul 1-3 bunga, berwarna putih. Buahnya buah buni, berbentuk bulat sampai bulat telur, berwarna hijau sampai hijau kekuningan. Daging buah tebal, buah yang masak bertekstur lunak, berwarna putih kekuningan atau merah jambu. Biji buah banyak megumpul ditengah, kecil-kecil, keras, berwarna kuning kecoklatan.
Buah jambu biji dapat dibuat manisan, dijus, disetup, dibuah es krim, sorbet, atau diolah menjadi selai. Jambu biji dapat diperbanyak dengan biji, okulasi atau tunas yang berakar.

  • Sifat & Khasiat
Daun rasanya manis, sifatnya netral, berkhasiat astrigen (pengelat), antidiare, antiradang, penghentian perdarahan (hemostatis), dan peluruh haid.
Buah berkhasiat antioksidan karena kandungan beta karoten dan vitamin C yang tinggi sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

  • Kandungan Kimia
Daun mengandung tanin, minyak asiri (eugenol), minyak lemak, damar, zat samak, triterpenoid, asam malat dan asam apfel.
Buah mengandung asam amino (triptofan, lisin), pektin, kalsium, fosfor, besi, mangan, magnesium, belerang dan vitamin (A, B1 dan C). Saat menjelang matang, kandungan vitamin C dapat mencapai 3-6 kali lipat lebih tinggi dari jeruk. Jambu biji, juga kaya dengan serat yang larut dalam air, terutama di bagian kulitnya sehingga dapat mengganggu penyerapan glukosa dan lemak yang berasal dari makanan dan membuangnya ke luar tubuh.

  • Bagian yang Digunakan
Bagian yang digunakan adalah daun, buah mengkal, ranting muda dan akar.

  • Indikasi
Daun digunakan untuk pengobatan;
  • Diare akut dan kronis
  • Perut kembung pada bayi dan anak
  • Kadar kolesterol darah meninggi
  • Haid tidak lancar
  • Sering buang air kecil (anyang anyangan)
  • Luka,
  • Luka berdarah dan
  • Sariawan

Buah digunakan untuk pengobatan;

  • Kencing manis (Diabetes mellitus)
  • Kadar Kolesterol darah tinggi (hiperkolesterolemia)
  • Sembelit

Ranting muda digunakan untuk pengobatan;

  • Keputihan (leukorea)

Akar digunakan untuk pengobatan;

  • Disentri
  • Cara Pemakaian

Untuk obat yang diminum, rebus 15-30 g daun segar atau 2,5-4,5 g daun kering, lalu air rebusannya diminum.

Untuk pemakaian luar, rebus daun segar. Gunakan air rebusannya untuk mencuci luka dan liang senggama (pada keputihan). Cara lain, giling daun segar sampai halus, lalu bubuhkan pada luka berdarah akibat kecelakaan dan benda tajam atau borok disekitar tulang.

  • Efek Farmakologis dan Hasil penelitian

Secara in vitro, infus daun jambu biji dengan bermacam-macam kepekatan menunjukkan perbedaan yang nyata pada diameter daerah hambatan pertumbuhan kuman Shigella Flexneri dan Shigella Sonnei, sebagai penyebab disentri basiler. (Imam Subagyo, Wahjo Dyatmiko dan Abdul Karim, UNAIR 1981)

Secara in vitro, rebusan daun jambu biji kadar ccdapat mengurangi kontraksi usus halus terpisah marmut, yang sebanding dengan atropin sulfat 2,5 mcg/ml. Kekuatan relaksasi antara rebusan 5%, 10% dan 20% b/v tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. (Natsir P. Djunaid, JF FMIPA UNHAS, 1986)

Secara in vitro, infus daun jambu biji dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan perkiraan kadar terendah sebesar 2% b/v, tetapi tidak menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli sampai batas 10% b/v (prima Yuniarti, FF UGM, 1991)
Infus buah jambu biji pada kelinci memiliki efek hipoglikemik (menurunkan kadar glukosa darah). Sebagai pembanding digunakan tolbutamida (Letty Puspitawati, Fakultas Farmasi UNTAG 193).

Hasil penelitian efek infus daun jambu biji dalam upaya pencegahan asfiksia setelah penyemprotan histami sebagai berikut;Waktu timbulnya asfiksia lebih panjang pada kelompok yang mendapat infus daun jambu biji 5% dibandingkan pada kelompok yang mendapatkan NaCi fisiologis dan antropin sulfat (P0,05).

Asfiksida tidak terjadi pada kelompok yang mendapatkan infus daun jambu biji 10%, efedrin dan aminofilin (Aznan Lelo, Yineldi Anwar, M. Iskandar Lubis, dkk., Bagian Farmakologi FKL USU dan Jurusan Farmasi FMIPA USU).

Contoh Pemakaian

  • Diare

Rebus 30g daun jambu segar dan segenggam tepung beras yang telah digongseng sampai kuning dalam dua gelas air sampai mendidih (selama 15 menit). Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum. Lakukan 2-3 kali dalam sehari.

Cuci 30 g daun jambu segar, lalu tumbuk sampai lumat. Tambahkan garam seujung sendok teh dan 1/2 cangkir air panas, lalu aduk sampai rata. Setelah dingin, peras dan saring. Minum air saringannya sekaligus. Jika penderita masih diare, ulangi pengobatan ini 2-3 kali sehari.

Cuci seganggam daun jambu yang masih muda dan segar, lalu rebus dalam tiga gelas air sampai tersisa separonya. Gunakan air rebusan ini untuk menyeduh satu sendok teh daun teh hijau.Minum ramuan ini selagi hangat. Lakukan 2-3 kali sehari sampai sembuh.

  • Sering buang air kecil (anyang-anyangan)

Sediakan daun jambu segar dan tepung beras yang telah digongseng sampai kuning masing-masing segenggam, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai air rebusannya tersisa separonya. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari 3 kali, masing-masing 1/2 gelas.

  • Perut anak kembung

Sediakan tiga lembar daun jambu biji muda dan segar, lima butir adas, dan 1/2 ajri kulit batang pulosari yang dipotong kecil-kecil, lalu cuci sampai bersih. Rebus bahan-bahan tersebut dalam 2 cangkir air sampai tersisa satu cangkit. Setelah dingin, saring dan gunakan air saringannya sebagai obat. Caranya, bayi umur 3 bulan 5-7 kali sehari (masing-masing satu sendok), bayi umur enam bulan 3 kali sehari (masing masing satu sendok makan), anak umur 3 tahun 3 kali sehari (masing-masing 2 sendok makan) dan anak diatas 3 tahun 1 kali sehari (satu cangkir).

  • Kencing Manis (Diabetes Melitus), Kolesterol tinggi

Cuci satu buah jambu biji yang masih mengkal, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari

  • Sariawan

Potong segenggam daun dan satu jari kulit batang jambu biji sesuai dengan keperluan, lalu cuci sampai bersih. Rebus bahan-bahan tersebut dalam satu liter air sampai mendidih (selama 15 menit). Setelah dingin , saring dan air saringannya sebagai teh. Habiskan ramuan ini dalam 1 hari.

  • Keputihan

Cuci 3 potong ranting muda jambu biji sebesar telunjuk dan tujuh lembar daun sirih segar sampai bersih, lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan 2 liter air besih, lalu rebus sampai airnya tersisa 1 liter. Setelah dingin, gunakan air rebusannya untuk mencuci liang senggama (Vagina)

  • Menurunkan kadar kolesterol darah yang tinggi

Sediakan 7 lembar daun jambu niji, 2 genggam daun ceremai dan 10 lembar daun sirih (ketiganya herba segar), lalu cucisampai bersih. Rebsu bahan-bahan tersebut dalam 3 gelas air sampai tersisa separonya (Selama direbus panci harus ditutup). Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum pagi dan malam hari, masing-masing 3/4 gelas.

  • Luka, Luka berdarah

Cuci daun jambu biji yang baru dipetik secukupnya, Lalu giling daun tersebut sampai lumat. Selanjutnya, tempelkan pada luka dan balut dengan perban. Ganti perban dan ramuan tersebut 3 kali sehari sampai lukanya sembuh.

  • Catatan

Berdasarkan hasil penelitian, telah berhasil diisolasikan suatu zat flavonoid dari daun jambu biji yang dapat memperlambat penggandaan (replika) human immunodeficiency virus (HIV) penyebab penyakit AIDS. Zat ini bekerja dengan cara menghambat pengeluaran enzim reserved transriptase yang dapat mengubah RNA virus menjadi DNA di dalam tubuh manusia.

Untuk mengobati penyakit tertentu, lebih disukai buah jambu biji yang daging buahnya berwarna merah. Saat ini, buah jambu biji telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan jumlah trombosit pada penderita demam berdarah. Kemungkinan besar, hal ini disebabkan buha jambu biji berkhasiat untuk mengatasi hemostatis, antiradang dan antioksidan sehingga dapat menghentikan proses agregasi (pengumpulan) trombosit dan perdarahan yang terjadi sebelumnya, seperti mimisan, perdarahan kulit dan berak darah. Alhasil, jumlah trombosit cepat meningkat disertai perbaikan kualitas trombosit yang beru terbentuk sehingga dapat berfungsi kembali secara normal.

Sumber: Atlas Tumbuhan Obat Indonesia